Jumat, 04 Juli 2025

https://www.wattpad.com/1551151399-guru-pembeku-senyum-bab-pertama-kedatangan-di

 

RUMUS HATI YANG TAK TERPECAHKAN

 

Rumus Hati yang Tak Terpecahkan mengisahkan tentang Lala, siswi SMP yang ceria, pintar, dan gaul, disukai semua teman-temannya. Bersama trio sahabat setianya—Lulu yang lincah, Hanum yang kalem dan solehah, serta Rati yang polos dan sedikit tulalit—hari-hari Lala di sekolah selalu dipenuhi tawa dan kebahagiaan.

Hidup Lala yang relatif sempurna tiba-tiba berubah kacau saat sebuah insiden konyol terjadi di kantin. Niat hati ingin menikmati bakwan dengan saos pedas, Lala justru tak sengaja menyemprotkan saos itu ke seragam putih bersih Rio, sang Ketua OSIS yang tampan, berkulit putih, pendiam, dan terkenal cuek. Rio hanya diam, menunjukkan sedikit kekesalan namun tak berkata apa-apa, memilih berlalu begitu saja. Insiden memalukan ini sontak membuat Lala dilanda kegugupan dan rasa malu yang luar biasa.

Belum usai rasa malunya, Lala harus berhadapan dengan trio pembully sekolah: Swinda, Retno, dan terutama Dewi, si paling jahat yang ternyata menaruh hati pada Rio. Dewi datang menghampiri Lala, melontarkan kata-kata pedas dan ancaman, mengklaim Rio sebagai "miliknya" dan memperingatkan Lala untuk tidak mendekatinya. Tegang dan terpojok, Lala diselamatkan secara tak terduga oleh kemunculan Rio yang kembali ke kantin. Dengan suaranya yang tenang namun penuh otoritas, Rio membubarkan trio Dewi, meninggalkan Lala dengan perasaan campur aduk: lega karena tertolong, namun juga penasaran akan arti tatapan Rio yang misterius.

Keesokan harinya, Lala menerima pesan misterius dari nomor tak dikenal yang memintanya datang sendirian ke perpustakaan saat istirahat. Antara rasa penasaran dan takut jebakan, Lala akhirnya memberanikan diri. Di sanalah, di antara deretan rak buku yang sepi, ia kembali berhadapan dengan Rio. Pesan misterius itu ternyata darinya. Pertemuan tak terduga ini membuka babak baru dalam hidup Lala, memunculkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya ingin dibicarakan Rio? Dan apakah insiden saos pedas ini akan menjadi awal dari "rumus hati" yang tak terpecahkan di antara mereka?

libur telah tiba

Ketika libur ini suatu yg bermanfaat bisa dimanfaatin seperti pergi mancing, berkebun dll. Aku biasanya libur seperti ini menguras otak untuk berpikir. Karena aku menulis sebuah novel. Tentu banyak berhayal. Menulis novel itu ibarat sutradara memainkan film. Semua dari kita editing, pemainnya dan lain lain. Tapi disinilah nikmatnya.

Minggu, 29 Juni 2025

Novel yang baru di garap

 

Setelah perjuangan panjang mengikuti tes CPNS, Dimas seorang lelaki yang berumur 28 tahun penuh semangat dari Palembang, akhirnya dinyatakan lulus sebagai guru PNS. Harapannya untuk mengabdi di sekolah favorit di kota pupus ketika ia menerima SK penempatan: Pulau Batu, sebuah pulau kecil terpencil yang hanya bisa diakses dengan perahu nelayan selama enam jam perjalanan laut.

Banyak yang mencemooh, mencibir, bahkan menganggap Dimas tidak beruntung. Tapi dengan tekad dan semangat pengabdian, Dimas memutuskan tetap berangkat. Di pulau itu, ia menemukan kehidupan yang serba sederhana, keterbatasan fasilitas, dan dunia yang seolah berhenti di masa lalu. Namun perlahan, ia juga menemukan kehangatan baru—dari anak-anak yang haus ilmu, warga yang perlahan menerima kehadirannya, dan seseorang yang tak pernah ia sangka akan mengetuk hatinya...

Akhir dari SMA


Pagi itu, matahari bersinar hangat tepat pukul tujuh. Udara masih segar, tapi jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku bergegas menuju gedung yang telah disiapkan oleh panitia—hari ini adalah hari kelulusanku. Hari perpisahan dengan teman-teman seperjuangan.

Namaku Ari. Beberapa hari lalu aku baru saja menyelesaikan ujian akhir sekolah, dan hari ini, aku resmi lulus. Rasanya campur aduk—bahagia, gugup, tapi juga sedikit cemas. Aku tersenyum menyambut hari ini, walaupun dalam hati aku belum tahu: apakah aku akan kuliah setelah ini atau tidak?

Tapi untuk sekarang, aku ingin menikmati dulu setiap detik perpisahan ini. Momen yang mungkin tak akan terulang seumur hidupku.

Kamis, 12 Juni 2025


 

Deskripsi:

Sampul ini menggambarkan suasana dramatis di sebuah pesantren tradisional Indonesia. Seorang pemuda, mungkin keturunan Jawa, dengan ekspresi sedih, disiluetkan dengan latar belakang cahaya hangat dan lembut dari masjid megah. Kubah emas masjid dan detail rumitnya diterangi dengan lembut saat senja, menyarankan kedamaian dan spiritualitas. Di latar depan, taburan kelopak mawar merah tua menciptakan kontras pedih dengan tanah yang gelap, mengisyaratkan tragedi romantis atau perpisahan yang pahit. Suasana keseluruhan melankolis, menyampaikan rasa kerinduan spiritual dan introspeksi, dengan bentuk pemuda yang disiluetkan berfungsi sebagai jangkar visual yang kuat untuk tema kehilangan atau pengorbanan. Pencahayaannya dramatis, dengan rona emas lembut yang memancar dari masjid dan menciptakan bayangan panjang, meningkatkan suasana ketenangan dan keindahan melankolis.


Rabu, 11 Juni 2025

Ari sedang bosan sendirian di rumah ketika ia mengajak tiga sahabatnya—Aldo, Niko, dan Wisnu—untuk bertemu. Sejak kelas 7 mereka selalu bersama, dan kali ini mereka memutuskan untuk berkumpul di tempat yang tak biasa: sekolah tua yang sudah lama tidak dipakai. Saat hendak masuk ke area sekolah, seorang kakek misterius muncul dari balik gerbang dan memberi peringatan keras, “Jangan bermain di sana... mereka tidak suka diganggu.” Tapi Aldo menertawakan ancaman itu. Baginya, permainan petak umpet hanyalah cara mengusir kebosanan, bukan mengundang bahaya. Namun, malam itu berubah menjadi malam terpanjang dalam hidup mereka. Satu per satu mulai menghilang. Yang terlihat belum tentu yang sebenarnya.

Dan yang bersembunyi... belum tentu ingin ditemukan. Ketika permainan berubah jadi pertaruhan nyawa, Ari harus memilih: menyelamatkan teman-temannya, atau ikut hilang dalam permainan yang tidak pernah diakhiri oleh siapapun.

  Novel ini sudah ada ceritanya, silakan kunjungi Fizzo dan klik judulnya seperti di cover itu.


 

https://www.wattpad.com/1551151399-guru-pembeku-senyum-bab-pertama-kedatangan-di